Artikel tentang anak

Keutamaan membaca Alqur’an
Banyak keutamaan Membaca al-Qur’an. Beberapa keutamaan membaca Al-Quran adalah sebagai berikut.
1.      Pahala berlipat ganda
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh(pahala). Aku tidak mengatakan Alif laam mim adalah satu huruf, akan tetapi alif satu huruf,lam satu huruf dan mim satu huruf.”(HR. Tarmidzi).
2.      Penolong di hari kiamat
“Bacalah Al-qur’an karena sesungguhnyaAl-Qur’an itu akan datang di hari kiamat untuk
  member isyafa’at bagi yang membacanya.”(HR.Muslim).
3.      Diangkat derajatnya di Syurga
“Dikatakan pada ahli Al-Qur’an:”Bacalah dan keraskanlah dan bacalah (dengan tartil)sebagaimana engkau membacanya di dunia, sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kau baca”(HR.Tirmidzi).
4.      Kesenangan orang beriman
“Perumpamaan orang beriman yang membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah Utrujjah, harum baunya dan enak rasanya; dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an itu bagaikan buah kurma, tidak ada baunya namun enak rasanya. …”(HR. Bukhari dan Muslim).
5.      Empat keutamaan
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala (Masjid), mereka membaca kitabullah dan saling belajar diantara mereka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ketenangan kepada mereka, mereka diliputi rahmat, dinaungi malaikat dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut-nyebut mereka pada para malaikat yang didekat-Nya.”(HR. Muslim)
6.      Bersama malaikat
“Orang yang mahir Al-Qur’an bersama para (malaikat )yang mulia nan baik-baik dan orang  yang membaca  Al-Qur’an dengan terbata-bata membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.”(HR.Muslim)

Sumber : Majalah Adzkia maret 2012



Tarbiyah Ruhiyah Pada Awal Masa Kanak-kanak
Manusia diciptakan terdiri dari ruh dan jasad. Ruh lebih penting daripada jasad karena akidah dan norma tempatnya berada di dalam ruh dan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Sehingga memungkinkan manusia menjadi khalifah di dunia.
Islam sangat memperhatikan  ruh yang merupakan unsure pokok pada diri manusia, dan dengan ruhlah manusia berhubungan dengan ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, metode islam dalam membimbing ruhani adalah dengan menguatkan hubungan  yang langgeng dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap waktu dan setiap kesempatan dalam setiap pekerjaan, pikiran maupun perasaan.
Dibawah ini beberapa cara tarbiyah ruhiyah pada awal masa kanak-kanak.
1.      Teladan yang baik
Anak yang tebiasa melihat orang tuanya melakukan sholat, atau mendengar bacaan Al-Qur’an dengan sendirinya ruhani anak akan terisi. Apabila anak terbiasa melihat dan mendengar sesuatu yang baik dari orang tua dan lingkungannya insya Allah ruhani anak akan terisi dengan hal yang baik pula
2.      Lagu Islami
Secara umum anak- anak senang mendengarkan lagu. Anak suka mendengarkan nada yang serasi dalam suatu lagu. Supaya lagu dapat mengisi jiwanya dengan yang baik  kita sebagai orang tua hendaklah memperdengarkan anak-anaknya lagu islami.
3.      Doa-doa
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari bersama anak  orang tua bias memulai dan mengakhirinya dengan membaca doa dengan suara yang dapat didengar anak sehingga apabila anak sudah besar dia tidak lagi asing dengan do’a-do’a tersebut bahkan tanpa terasa anakpun sudah menghapalnya.
4.      Al- Qur’anul Karim
Pada usia 3 tahun anak- mulai diajarkan surat-surat pendek. Bisa juga anak mendengar kaset-kaset surat-surat pendek al-Qur’an, sehingga diharapka anak akan terbiasa dan senang mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan.
5.      Sejarah Hidup Para Nabi
Membiasakan membacakan buku cerita pada anak adalah suatu hal yang disenangi oleh anak.Apabila  kita sebagai orang tua sering membacakan buku  cerita tentang sejarah para nabi dan rosul akan menambah kecintaan anak kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anak  akan merasakan  adanya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hambanya yang shalih.
6.       Ibadah
Salah satu hikmah ibadah adalah adanya hubungan seseorang dengan tuhan yang disembahnya sehingga rohaninya bisa berkembang dan menguat. Anak-anak suka mengikuti prilaku orang dewasa, mereka senang meniru pelaksanaan wudhu,  sholat dan puasa. Oleh karena itu anak harus dilatih membiasakan  melaksanakan ibadah-ibadah sejak kecil.

Sumber

PERSEPSI SEORANG ANAK

Dari milis tetangga, sharing seorang teman..semoga bermanfaat..

Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah. Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah. Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanya untuk melamun. Prestasinya kian lama kian merosot.

Dengan lemah lembut saya tanyakan kepada Dika: "Apa yang kamu inginkan ?"
Dika hanya menggeleng. "Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?" Tanya saya.
"Biasa-biasa saja" jawab Dika singkat.
Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan.
Akhirnya kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog.
Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk menjalani test IQ. Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal dalam hitungan menit. Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya.

Angka kecerdasan rata-rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana skor untuk aspek-aspek kemampuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 - 160.
Namun ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas).
Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah yang menurut psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali ke tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian.

Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti serangkaian test kepribadian. Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan, setidaknya Psikolog itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi salah satu atau beberapa faktor penghambat kemampuan verbal Dika. Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika.
Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal.

Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan "Aku ingin ibuku :...."
Dika pun menjawab : "membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja"
Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas.

Waktu itu saya berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya merasa perlu menjadwalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapan waktunya membaca buku cerita, kapan waktunya main game di komputer dan sebagainya.
Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya, Dika perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah.
Saya selalu pusing memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit.
Tetapi ternyata permintaan Dika hanya sederhana : diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati masa kanak-kanaknya.

Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan "Aku ingin Ayahku ....."
Dika pun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya :
"Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan sesuatu".

Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari, seperti apa yang diperintahkan kepada Dika. Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis dibacanya dan tidur tepat waktu.
Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.

Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan "Aku ingin ibuku tidak ...."
Maka Dika menjawab "Menganggapku seperti dirinya" Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka bekerja keras, disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana. Hampir-hampir saya ingin menjadikan Dika persis seperti diri saya. Saya dan banyak orang tua lainnya seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.

Ketika Psikolog memberikan pertanyaan "Aku ingin ayahku tidak : .."
Dika pun menjawab "Tidak menyalahkan aku di depan orang lain. Tidak mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa"

Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah atau menghentikannya.

Saya menjadi sadar bahwa ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan untuk berbuat salah, kemudian iapun bisa belajar dari kesalahannya. Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat kesalahan yang serupa.

Ketika Psikolog itu menuliskan "Aku ingin ibuku berbicara tentang ....."
Dika pun menjawab "Berbicara tentang hal-hal yang penting saja". Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya. Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang penting untuk anak saya.

Dengan jawaban Dika yang polos dan jujur itu saya diingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan.

Atas pertanyaan "Aku ingin ayahku berbicara tentang ......",
Dika pun menuliskan "Aku ingin ayahku berbicara tentang kesalahan-kesalahan nya.
Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan tidak pernah berbuat salah. Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku".

Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia, tapi perlu diingat bahwa orang tua juga tak luput dari kesalahan.
Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya.

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan "Aku ingin ibuku setiap hari ....."
Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancar "Aku ingin ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk adikku".
Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium.
Ternyata saya salah, pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hari-harinya terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.

Secarik kertas yang berisi pertanyaan "Aku ingin ayahku setiap hari ...."
Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata "tersenyum".
Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya, tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari..

Ketika Psikolog memberikan kertas yang bertuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku. ..."

Dika pun menuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus" Saya tersentak sekali! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang paling bagus dan penuh arti, yaitu Judika Ekaristi Kurniawan. Namun sayang, tanpa sadar, saya selalu memanggilnya dengan sebutan Nang. Nang dalam Bahasa Jawa diambil dari kata "Lanang" yang berarti laki-laki.

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi "Aku ingin ayahku memanggilku ..."

Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu "Nama Asli".
Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan "Paijo" karena sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan logat Jawa medok. "Persis Paijo, tukang sayur keliling" kata suami saya.

To Respect Child Rights is an Obligation, not a Choice" sebuah seruan yang mengingatkan bahwa "Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan". ternyata ada banyak Pesan Yang Tak Terucapkan.

Seandainya semua ayah mengasihi anak-anaknya, maka tidak ada satupun anak yang kecewa atau marah kepada ayahnya. Anak-anak memang harus diajarkan untuk menghormati ayah dan ibunya, tetapi para orang tua tidak boleh membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Para orang tua harus mendidik anaknya di dalam ajaran dan nasehat yang baik..

Bawang Merah Sebagai Penangkal Flu


Bawang Merah Sebagai Penangkal Flu

Pada tahun 1919 ketika flu membunuh 40 juta orang, ada seorang dokter yang mengunjungi banyak petani untuk melihat apakah ia dapat membantu mereka memerangi flu. Banyak petani dan keluarga mereka telah tertular dan banyak yang meninggal. Dokter ini mengunjungi satu keluarga petani, dan yang mengejutkannya, ternyata semua orang sangat sehat. Ketika dokter bertanya apa yang dilakukan petani yang membuatnya berbeda, sang istri menjawab bahwa ia telah menaruh bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah piring pada setiap kamar di rumah itu, (mungkin hanya dua kamar waktu itu).

Dokter itu tidak percaya dan bertanya apakah ia dapat memiliki salah satu dari bawang merah itu untuk melihatnya di bawah mikroskop. Istri petani itu memberinya satu dan ketika dia melakukan hal ini, ia menemukan virus flu di bawang merah itu. Bawang merah ini jelas menyerap bakteri, oleh karena itu, menjaga keluarga ini tetap sehat. Saya mendengar cerita ini dari penata rambut saya di AZ. Dia mengatakan bahwa beberapa tahun lalu banyak dari karyawan yang datang bekerja dengan sakit flu dan begitu juga banyak dari pelanggannya. Tahun berikutnya ia meletakkan beberapa mangkuk bawang merah di sekitar tokonya. Yang mengejutkan, tak satu pun stafnya sakit. Ternyata berhasil .. (Bukan, dia tidak dalam bisnis bawang merah.)

Moral dari cerita ini,
belilah beberapa bawang merah dan tempatkan dalam mangkuk di sekitar rumah Anda. Jika Anda bekerja di dalam kantor, tempatkan satu atau dua di kantor atau di bawah meja Anda atau bahkan di atas suatu tempat. Cobalah dan lihat apa yang terjadi. Kami melakukannya tahun lalu dan kami tidak pernah terserang flu. Hal ini membantu Anda dan
orang-orang yang Anda cintai dari sakit,dan semua menjadi lebih baik. Jika Anda terkena flu, itu hanya mungkin menjadi satu kasus yang ringan ..

Untuk mengetahui manfaat bawang merah pada zaman yang berbeda, kita kilas balik ke tahun 1500-an. Saat itu, meletakkan bawang merah mentah di seputar rumah dipercaya menangkal wabah bubonic (pembengkakan kelenjar limfa yang disebabkan oleh kuman dan dapat menyebabkan kematian). Nampaknya, peletakan bawang merah ini didasarkan pada kepercayaan lama bahwa bawang merah mampu membersihkan udara yang tercemar oleh kuman.

Dalam sebuah buku terbitan tahun 1891 'Duret's Practical Household Cookery' disebutkan bahwa ketika seorang pasien terkena demam akibat terjangkit infeksi, maka letakkanlah bawang merah kupas dalam sebuah piring pada kamar pasien tersebut. Maka, tak satupun orang akan dapat tertular penyakit itu asalkan rajin mengganti bawang merah kupas itu setiap hari. Kupaslah bawang merah tepat pada saat akan diletakkan.

Jadi, tidak ada ruginya untuk mencoba peletakan bawang merah kupas sebagai penangkal flu.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/2241634-perangi-flu-dengan-bawang-merah/#ixzz1jx4YNrRu


Tambahan:
ketika aku mengirimkannya ke seorang teman di Oregon yang secara teratur memberikan kontribusi materi masalah kesehatan kepada saya. Dia menjawab dengan pengalaman yang paling menarik tentang bawang merah :
Weldon, terima kasih untuk mengingatkan. Aku tidak tahu tentang kisah petani itu ... tapi, aku tahu bahwa saya terkena pneumonia dan tidak perlu untuk mengatakan aku sangat sakit ... aku menemukan sebuah artikel yang mengatakan untuk memotong kedua ujung sebuah bawang merah, lalu letakkan salah satu ujungnya pada sebuah garpu dan
kemudian tempatkan ujung garpu pada sebuah stoples kosong ... letakkan stoples itu di sebelah pasien yang sakit pada waktu malam hari. Dikatakan bahwa bawang merah akan menjadi hitam di pagi hari karena kuman2 ... tentu saja hal itu terjadi persis seperti itu ... bawang merah itu berantakan dan aku mulai merasa lebih baik. Hal lain yang saya baca di artikel itu bahwa bawang merah dan bawang putih yang ditempatkan di sekitar ruangan menyelamatkan banyak orang dari wabah hitam tahun yang lalu. Bawang merah dan bawang putih mempunyai kekuatan antibakteri, peralatan antiseptik.

SISA BAWANG MERAH ITU BERACUN

Bawang merah adalah sebuah magnet besar untuk bakteri, terutama bawang mentah. Anda seharusnya jangan pernah berencana untuk menyimpan sebagian dari irisan bawang merah. Hal ini tidak aman bahkan jika Anda memasukkannya ke dalam tas zip-lock dan memasukkannya ke dalam kulkas Anda. Bawang merah sudah cukup terkontaminasi hanya dengan dipotong dan dibiarkan terbuka untuk sebentar saja, sehingga hal itu dapat membahayakan Anda (dan perlu lebih waspada lagi terhadap bawang merah yang Anda masukkan ke dalam hotdog Anda di taman bisbol!) Jika Anda mengambil sisa bawang merah dan memasak seperti orang gila, anda mungkin akan baik-baik saja, tetapi jika Anda memotong sisa bawang merah dan menaruh pada sandwich Anda, Anda sedang mencari masalah.

Baik bawang merah dan kentang basah dalam salad kentang, akan menarik dan menumbuhkan bakteri bahkan lebih cepat daripada mayones komersial yang akan mulai rusak. Selain itu, anjing tidak boleh makan bawang merah. Perut anjing tidak dapat mengolah bawang merah. Harap d iin gat, adalah berbahaya untuk mengiris bawang merah dan mencoba menggunakannya untuk memasak pada hari berikutnya, bawang merah menjadi sangat beracun bahkan untuk satu malam dan menciptakan bakteri beracun yang bisa menyebabkan infeksi lambung yang buruk dikarenakan kelebihan sekresi empedu dan bahkan keracunan makanan.